Informasi lebih lanjut, dapat menghubungi kami di

081327936367 - 08156666050 - 087839470940

Sabtu, 03 April 2010

Mengukur kadar bioetanol

Mengukur kadar bioetanol dalam cairan fermentasi adalah salah satu hal penting yang harus kita ketahui, jika kita ingin membuat bioetanol. Ada banyak cara untuk mengukur bioetanol. Mulai dari cara yang paling mudah, rumit, dan paling canggih. Setiap metode pengukuran memiliki keunggulan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Beberapa metode itu adalah analisis dengan GC (Gas Chromatography), HPLC (High Performance Liquid Chromatography), metode enzym, dan hydrometer. Tiga metode yang pertama sangat sensitif, dapat mengukur kadar bioethanol dalam konsentrasi yang sangat rendah, tetapi juga lebih rumit dan mahal. Metode enzym relatif lebih mudah dan murah dibandingkan dengan metode GC atah HPLC. Saat ini tersedia beberapa produk enzym kit untuk mengukur bioetanol. Tetapi metode ini masih cukup mahal untuk ukuran UKM atau rumahan. Metode terakhir adalah metode yang paling mudah, murah, tetapi juga kurang teliti. Meskipun begitu untuk ukuran UKM atau rumahan rasanya sudah cukup memadai.


Alat untuk mengukur kadar etanol tersebut juga dikenal dengan nama alkohol meter atau hydrometer alkohol. Alat ini sebenarnya digunakan dalam industri minuman keras (bir, wine) untuk mengukur kandungan alkohol dalam minuman tersebut. Di bagian atas alkohol meter tersebut dilengkapi dengan skala yang menunjukkan kadar alkohol. Prinsip kerjanya berdasarkan berat jenis campuran antara alkohol dengan air. Bentuknya seperti gambar di bawah ini.

Skala pada alkohol meter

Ini adalah hydrometer alkohol paling murah yang saya dapatkan. Harganya kurang dari Rp. 100 rb. Sebenarnya ada juga alkohol meter jenis lain, harganya juga lain-lain tergantung kualitasnya. Hydrometer ex Jerman kualitasnya bagus dan ada yang dilengkapi dengan thermometer juga. Harganya sebanding dengan kualitasnya, kalau tidak salah di atas Rp. 250rb.

Pengunaan alkohol meter sangat sederhana. Pertama masukkan bioetanol ke dalam gelas ukur atau tabung atau botol yang tingginya lebih panjang dari panjang alkohol meter. Kemudian masukkan batang alkohl meter ke dalam gelas ukur. Alkohol meter akan tenggelam dan batas airnya akan menunjukkan berapa kandungan alkohol di dalam larutan tersebut. Mudah sekali kan…

Rabu, 10 Maret 2010

Apa itu Methanol ?

Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling sederhana. Pada " keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas ( berbau lebih ringan daripada etanol) . Ia digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.

Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri. Hasil proses tersebut adalah uap metanol ( dalam jumlah kecil) di udara. Setelah beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar matahari menjadi karbon dioksida dan air.

DiMethylEther

Sebagai Bahan Bakar Alternatif

Pencemaran udara yang disebabkan oleh transportasi sudah merupakan hal yang serius terutama di Indonesia, khususnya kota Jakarta. Akibat dari pencemaran ini terhadap kesehatan menimbulkan penyakit diantaranya penyakit saluran pernapasan. Salah satu usaha untuk mengurangi pencemaran udara karena bahan bakar minyak (BBM), Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta telah menetapkan bus Trans Jakarta meng-gunakan bahan bakar yang ramah lingkungan dalam hal ini dipakai gas yaitu NGV (Natural Gas Vehicle) atau LGV (Liquefied Gas Vehicle).

Di dalam pemilihan bahan bakar alternatif yang harus dipertimbangkan diantaranya yaitu ramah lingkungan, efisiensi energi tinggi, dapat diperbaharui(renewable) dan drop in substitute (pengganti langsung) atau sedikit modifikasi pada komponen mesin. Gas hydrocarbon (HC) telah memenuhi syarat dan terbukti relatif lebih bersih dari BBM, namun gas HC tidak dapat diperbaharui dan sumbernya akan dapat habis dalam kurun waktu tertentu. Sehingga biosolar adalah salah satu alternatif pilihan dan sedang intensif dikembangkan di Indonesia, dengan bahan baku berasal dari minyak sawit (palm oil) dan biji jarak (jatropha nuts).

Prospek Metanol Untuk Bahan Bakar

Metanol, umumnya, digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai macam produk petrokimia, sintesis kimia (misal: formaldehid, asam asetat, metil amina) dan bahan bakar mesin bakar internal pada kendaraan bermotor yang sudah dikenal sejak sekitar tahun 1960-an. Sekarang metanol akan mulai diterapkan sebagai bahan bakar kendaraan fuel cell . Secara ekonomi metanol mempunyai dampak yang cukup berarti terhadap perkembangan dunia karena dapat menyumbangkan pendapatan 12 milyar USD per tahun dan dapat menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja.